Mukaddimah
Segala puji bagi Allah
Azza wa Jalla, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya dan memohon
ampunan-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan nafsu kita dan dari
keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka
tiada satupun yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka
tiada satupun yang bisa menunjukinya. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Hai sekalian
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang
satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki
bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa
menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan
yang besar.
LATAR BELAKANG
Yayasan Markaz Da'wah
Al-Kahfi Nusantara, sebuah lembaga yang komitmen terhadap ilmu dan dakwah
berdasarkan aqidah ahlussunnah wal jama’ah dan manhaj (jalan) para Salaf Shalih
(pendahulu ummat yang baik) -semoga Allah meridhai mereka- , berdiri pada tanggal
09 September 2016 M melalui Akte Notaris SUSSY CHAERANI, SH. No. 1/2016 dan
tercatat dengan DAFTAR YAYASAN nomor AHU-0040045.AH01.12.Tahun 2016 tanggal 19
September 2016.
Keadaan kaum muslimin
di Indonesia khususnya wilayah Indonesia Timur yang masih banyak terpuruk ke
dalam kesyirikan, bid’ah, khurafat dan amalan lain yang menyelisihi ajaran
Islam serta terpuruk ke dalam kemiskinan melatarbelakangi berdirinya Yayasan
Markaz Da’wah Al-Kahfi Nusantara. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Yayasan
Markaz Da’wah Al-Kahfi Nusantara turut bertanggung jawab untuk membantu
mencerdaskan bangsa, memperbaiki aqidah dan akhlak masyarakat serta berusaha
mengentaskan mereka dari keterpurukan yang dialami.
TUJUAN
Yayasan ini bermaksud
dan bertujuan merealisasikan pembangunan dan saling tolong menolong dalam
kebajikan dan taqwa, guna mencapai kehidupan lahir dan bathin yang layak bagi
manusia terutama masyarakat Islam di dalam arti yang seluas-luasnya untuk
meraih Ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Yayasan Markaz Da’wah Al-Kahfi Nusantara
mengelola secara maksimal beragam sumber daya bagi kepentingan dakwah,
pendidikan dan sosial, antara lain melalui : penyebaran ilmu dan pengetahuan
Islam, riset ilmiah, pemberdayaan potensi lembaga pendidikan dan SDM pendidik
serta kegiatan sosial.
Agar berbagai kegiatan tersebut berjalan lancar dan baik, Yayasan membentuk tiga departemen yaitu:
Agar berbagai kegiatan tersebut berjalan lancar dan baik, Yayasan membentuk tiga departemen yaitu:
1.Departemen Da’wah.
2. Departemen Pendidikan.
3. Departemen Sosial.
2. Departemen Pendidikan.
3. Departemen Sosial.
ASAS DAN PRINSIP
Yayasan Markaz Da’wah Al-Kahfi Nusantara
berasaskan Islam, beraqidah ahlussunnah wal jama’ah dengan mengikuti pemahaman
para salaful ummah, dan berpendapat bahwa mereka adalah golongan yang paling
mengerti dan memahami Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
telah bersaksi terhadap hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits Imran
bin Hushain radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sebaik-baik generasi adalah generasiku,
disusul generasi setelahnya, disusul oleh generasi setelahnya.” Imran
radhiallahu ‘anhu berkata,”Saya tidak tahu pasti, beliau menyebutkan dua
generasi berikutnya -setelah generasinya- atau tiga generasi berikutnya.”
(Lanjutan hadits) “Kemudian setelah itu muncul segolongan kaum yang bersaksi
tanpa diminta kesaksiannya, berkhianat dan tidak bisa dipercaya, bernadzar dan
tidak menunaikannya, dan tubuh-tubuh mereka terlihat banyak dagingnya (gemuk,
makan melebihi batas).” (HR. Al-Bukhari, kitab keutamaan para
shahabat).
Berdasarkan hal
tersebut, Yayasan Markaz Da’wah Al-Kahfi Nusantara membenci fanatisme hizbiyah
(kelompok dan golongan) yang menyelisihi para salaful ummah dan membuat kaum
muslimin terpecah-belah menjadi beberapa golongan. Berdalih dengan pembaharuan
dan perkembangan zaman, mereka meninggalkan manhaj salaful ummah sehingga niat
mereka menjadi rusak. Hawa nafsu telah memasuki diri mereka dan wala’
(loyalitas) kepada Allah telah berubah menjadi wala’ kepada fanatisme
golongannya.
Hal di atas terjadi
tidak lain karena semangat kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah semata-mata
didasarkan atas persepsi mereka sendiri. Padahal Allah Ta’ala berfirman,
artinya, “Dan berpegang teguhlah (kalian semua) kepada tali Allah dan
janganlah bercerai-berai.” (Ali Imran: 103).
Dan beberapa hadits
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam seperti yang diriwayatkan oleh
Irbadh bin Sariyah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Suatu hari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam shalat bersama kami, kemudian beliau menghadapi
kami dan memberikan kepada kami wejangan yang sangat jelas, yang membuat
airmata berlinang dan menggetarkan hati.” Kemudian salah seorang berkata,”Wahai
Rasulullah, seakan-akan wejangan ini adalah wejangan perpisahan. Apakah yang
engkau wasiatkan kepada kami?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
menjawab, “Saya wasiatkan kepada kalian semua, agar
senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, mendengar dan mentaati,
meski kepada seorang budak hitam Habasyi. Sesungguhnya siapa yang hidup pada
zaman setelah aku, ia akan melihat banyak perpecahan, maka hendaklah kalian
senantiasa memegang teguh sunnahku dan sunnah para Kulafa’ur Rasyidin yang
mendapat petunjuk. Peganglah dengan teguh dan gigitlah dengan gerahammu.
Hendaklah kalian menghindari hal-hal baru (dalam agama), karena setiap hal yang
baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu adalah sesat.” (HR.
Abu Dawud dalam Kitab As-Sunnah dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dan banyak
lagi nash-nash lain yang masyhur di kalangan orang yang paham dan berilmu.
Di dalam memahami
nash-nash yang sukar dimengerti atau permasalahan yang tidak ada nashnya,
Yayasan merujuk kepada para ulama besar ahlussunnah wal jama’ah yang telah
disaksikan kepiawaian dalam keilmuan dan tingkat ketakwaan, berdasarkan
kitab-kitab mereka, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam
As-Syafi’i, Imam ahli hadits Ahmad bin Hambal, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah dan
muridnya Ibnu Qayyim -semoga Allah subhanahu wa ta’ala merahmati mereka semua-
dan yang lainnya dari para ulama salaf. Juga kepada para ulama umat ini yang
masih hidup, yang terkenal ketakwaannya dan kebijaksanaannya di dalam menyikapi
berbagai permasalahan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
artinya, “…… maka bertanyalah engkau kepada ahli dzikir (ulama) jika engkau
tidak mengetahui.” (QS. An Nahl : 43).
Yayasan tidak fanatik
kepada salah satu ulama atau meninggalkan yang lain, pun tidak berpendapat ada
seseorang yang ma’shum (terbebas dari kesalahan) kecuali Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Sikap fanatik dan membatasi diri pada seseorang akan
menjerumuskan Yayasan ke dalam kesesatan sebagaimana keadaan ahlul bid’ah dan
hizbiyah; bilamana orang yang diikuti tersebut secara sengaja atau tidak
sengaja terjerumus ke dalam kelalaian dan kesesatan, maka pengikutnya juga akan
tersesat.
Dengan demikian
Yayasan memanfaatkan ilmu dari semua ulama ahlussunnah wal jama’ah yang telah
disaksikan tingkat keilmuannya, derajat ketakwaannya, kebijaksanaannya dan
tingkat ittiba’ (mencontoh) mereka kepada para salaful ummah.
MANHAJ YAYASAN DALAM DA\’WAH DAN
PENDIDIKAN
Yayasan senantiasa
mengutamakan ilmu dan nasehat di dalam dakwahnya dan menempuh cara-cara yang
baik serta menjauhi segala bentuk anarkhisme di dalam menyeru kepada kebenaran.
Yayasan menerjemahkan
dan menerbitkan buku-buku, buletin dan booklet karangan ulama yang telah
dipersaksikan di dalam langkahnya sesuai dengan aqidah ahlussunnah wal jama’ah
dan manhaj salaf, yang merupakan bukti yang tak terbantahkan tentang keteguhan
dan kecintaan terhadap apa yang dilakukan oleh para salaful ummah. Yayasan
mengakui di dalam terbitan-terbitannya – kecuali kitab Rabb semesta alam,
Al-Qur’anul Karim – tentunya tidak lepas dari kesalahan dan kekuranga, namun
demikian, Yayasan senantiasa berusaha untuk menghasilkan terbitan terbaik dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Yayasan menyelenggarakan
daurah tauhid syar’iyyah (diklat pengetahuan keislaman) untuk para pengajar
ilmu tauhid di berbagai pesantren dan lembaga-lembaga yang berkeinginan untuk
menjadikan kitab tauhid sebagai kurikulum di lembaga tersebut. Hingga sekarang,
alhamdulillah, Yayasan telah mengadakan daurah tauhid syar’iyyah di berbagai
tempat dan telah membuahkan hasil yang luar biasa, di antaranya bahwa sebagian
dari peserta daurah menjadikan kitab tauhid yang dipelajari dalam daurah
sebagai kitab materi utama di berbagai lembaga-lembaga tersebut sementara
sebagian lainnya menjadikannya sebagai kitab pegangan pembantu.
Agar ilmu-ilmu Islam
tersebar luas dan menjangkau segenap lapisan masyarakat baik di perkotaan
maupun di pedesaan, Yayasan menyelenggarakan program Kajian Da’wah Islam (KDI)
melalui internet. Petunjuk pelaksanaan KDI dikemas ringkas dan jelas sehingga
memudahkan bagi siapa saja yang ingin ikut serta dan mempelajarinya.
Yayasan membawahi
Lembaga Qur’an Dan Bahasa Arab di berbagai daerah, yang pintunya senantiasa
terbuka bagi setiap muslim yang ingin mencari ilmu dan mengajarkannya, dari
berbagai warisan para ulama salaf. Program-program serta kurikulumnya bisa
didapat dengan mudah dan terbuka untuk diketahui bagi setiap orang yang ingin
mempelajarinya dan memanfaatkannya.
Yayasan tidak ingin
melaksanakan program dakwah ini sendirian (single-fighter), akan tetapi
senantiasa mengajak yayasan-yayasan dan lembaga-lembaga lain untuk bekerja sama
di dalam dakwah dan pendidikan. Yayasan senantiasa menelaah berbagai kebutuhan
yayasan-yayasan dan lembaga-lembaga lain serta berusaha sekuat kemampuan untuk
turut membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dan turut mengatasi
kendala yang menghalanginya.
Usaha lain yang
dilakukan Yayasan adalah menyelenggarakan pelatihan bidang komputer, bahasa
Arab, Tahsin Tajwid Tahfidz Al-qur’an dan administrasi bagi pengurus lembaga
dan yayasan Islam, karyawan, pelajar, remaja masjid dan masyarakat umum. Hal
ini karena Yayasan menganggap semua kaum muslimin yang berkiprah di dalam
lapangan dakwah dengan aqidah ahlussunnah wal jama’ah adalah satu garis, satu
tujuan dan satu keinginan yang sama. Ke depan, insya Allah, Yayasan akan
berusaha mendirikan dan mengelola pusat-pusat pendidikan seperti: Sekolah Dasar
Islam Unggulan, Balai Latihan dan sebagainya. Dengan demikian akan tampak nyata
realisasi dari firman Allah, artinya, ”…Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran…” (QS. Al-Maaidah : 2).
MANHAJ YAYASAN DALAM BERHUBUNGAN DENGAN
LEMBAGA-LEMBAGA DAN YAYASAN-YAYASAN ISLAM
Yayasan berpendapat
bahwa menjalin hubungan baik dan kerjasama antara Yayasan dengan
lembaga-lembaga dan yayasan-yayasan Islam lainnya di dalam lapangan dakwah
Islam adalah sebuah keharusan yang mesti dijalani selama tidak keluar dari
jalur Islam dengan bid’ah-bid’ah yang mengeluarkan dari keIslaman, atau selama
tidak menyimpang di dalam masalah agama yang telah qath’i yang tidak menerima
adanya ijtihad di dalamnya. Dengan demikian berwala’ (loyalitas) dan berbara’
(sikap berlepas diri) senantiasa terukur sesuai dengan tingkat kedekatan dan
kejauhannya dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Yayasan bekerja sama
dengan lembaga-lembaga atau yayasan-yayasan lain yang berjalan di atas dasar
aqidah salaful ummah ahlussunnah wal jama’ah. Yayasan berusaha dengan kemampuan
yang ada membantu menjalin kerjasama dengan mereka.
Sedangkan bagi
yayasan-yayasan atau lembaga-lembaga yang melakukan suatu kelalaian, kesalahan
atau mempunyai ijtihad yang salah, yang tidak membuat keluar dari keislaman,
maka Yayasan menasehati mereka dengan tulisan maupun lisan, mendoakan mereka
agar Allah subhanahu wa ta\’ala memberikan hidayah-Nya serta agar mereka segera
kembali ke jalan yang benar. Yayasan menawarkan kepada mereka aqidah salaful
ummah ahlussunnah wal jama’ah melalui berbagai program pendidikan dan dakwah
yang ada, seperti materi-materi dirasah, pelatihan ilmiah dan sebagainya kepada
para utusannya, agar kembali merujuk kepada kebenaran. Bila mereka menerima,
maka hal itu sudah menjadi kewajiban mereka dan sesuai dengan apa yang diinginkan
Yayasan.
Namun apabila mereka
menolak dan enggan setelah dinasehati, maka Yayasan akan menghentikan hubungan
kerjasama dengan mereka hingga mereka kembali kepada aqidah salaful ummah
ahlussunnah wal jama’ah. Sedangkan sikap membuka aib dan mencela mereka
bukanlah manhaj Yayasan karena tindakan tersebut bukan berasal dari petunjuk
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan bukan pula teladan dari para salaful
ummah.
MANHAJ YAYASAN DALAM BERHUBUNGAN DENGAN
ORANG-ORANG PEMERINTAHAN TERMASUK PENGAMBIL KEPUTUSAN DAN ULAMA YANG BERADA DI
DALAMNYA.
Yayasan memperlakukan
mereka berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala, artinya, “ Wahai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan
ta’atilah Rosul dan ulil amri di antaramu. Maka jika terjadi perbedaan tentang
sesuatu, maka kembalikanlah (selesaikanlah) tentang hal itu kepada Allah (Al
Qur’an) dan Rasul-Nya (As Sunnah), jika engkau benar-benar beriman kepada Allah
dan Hari Akhir…” (QS. An Nisaa’ : 59)
Dan berpegang dengan
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits beliau yang diriwayatkan
oleh Umar radhiyallohu anhu, ia berkata,”Hendaklah mendengar dan taat kepada
seorang muslim, baik suka maupun tidak, selama tidak diperintahkan untuk
berbuat maksiat. Apabila diperintahkan untuk berbuat kemaksiatan, maka tidak
boleh mendengar dan mentaatinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Yayasan menyikapi
mereka berdasarkan dhahir (apa yang tampak), mendoakan mereka dan memperlakukan
mereka berdasarkan nasehat, sebagaimana telah digariskan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Agama adalah nasehat.” Para shahabat berkata,
“Bagi siapa nasehat itu wahai Rasulullah ?” Beliau berkata, ”Bagi Allah subhanahu wa ta’ala, kitab-Nya, Rasul-Nya,
pemimpin-pemimpin kaum muslimin dan orang-orang awam.” (HR.
An-Nasaa’i dalam kitab Al-Bai’ah dan dishahihkan oleh Al-Albani).
PENUTUP
Sebagai penutup,
Yayasan senantiasa berusaha untuk berbuat yang benar dan menjauhi kesalahan.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang tidak membebani kita sekalian dengan
perbuatan yang kita tidak mampu melaksanakannya. Allah berfirman,” Allah tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah :
286)
Nabi Shalllallahu ‘alaihi
wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Amr bin al ‘Ash radhiallahu ‘anhu
bahwasanya ia mendengar beliau Shalllallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Jika
seorang hakim memutuskan suatu perkara, dan ia berijtihad dan benar dalam
keputusannya, maka baginya dua pahala, apabila ia memutuskan perkara dan
berijtihad, namun ia salah dalam keputusannya, maka baginya satu pahala.\” (HR.
Al-Bukhari dalam kitab Al’ I’tisham bil Kitab was Sunnah).
Yayasan senantiasa
membuka pintu bagi setiap orang yang menginginkan kebaikan bagi umat Islam dan
bagi para da’i serta senantiasa menasehati baik secara lisan maupun tulisan.
Hanya Allah saja pemberi petunjuk ke jalan yang lurus. Shalawat dan salam
senantiasa terlimpahkan atas nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabat
seluruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar